Sabtu, 22 Maret 2008

AdamAir: Sudah Jatuh Ditimpa Tangga

[Jurnal Nasional] - BEGITULAH kisah tragis yang menimpa maskapai penerbangan swasta nasional AdamAir. Masuknya raja televisi Hary Tanoesoedibjo (Hary Tanoe) pada tahun 2007, ternyata tidak berdampak positif terhadap kinerja perusahaan. Malahan pascamasuknya Hari Tanoe, maskapai penerbangan ini terancam gulung tikar.

Setidaknya ada beberapa masalah penting yang dihadapi AdamAir yang dipublikasikan media pada saat ini. Pertama, sering terjadinya musibah kecelakaan pesawat yang dioperasikan menimbulkan masalah karena lessor (yang menyewakan pesawat) juga akan menarik pesawatnya.

Kedua, AdamAir mengalami kesulitan keuangan yang tentunya berpeluang mengancam kelangsungan operasional usaha. Ketiga-dan ini yang paling memukul maskapai penerbangan itu-adalah hengkangnya Global Transport Service, anak perusahaan PT Bhakti Investama Tbk (milik Hary Tanoe) dari maskapai tersebut.

Tidak mengherankan jika kemudian Adam Suherman, Direktur Utama AdamAir mengecap bahwa pengusaha media tersebut melakukan "tabrak lari" dan lepas tangan dari tanggung jawab. Ke depan, sebaiknya pemerintah dalam hal ini Departemen Perhubungan seharusnya selektif dalam memilih dan mengizinkan masuknya investor baru di bisnis transportasi udara.

Jangan sampai pengusaha model "tabrak lari" dibiarkan berkeliaran bebas di udara. Soalnya, yang kasihan bukan hanya AdamAir-yang sudah jatuh tertimpa tangga pula. Namun masa depan kehidupan manusia yang menggantungkan kepada sekitar 3.000-an karyawan AdamAir, pasti akan semakin gelap. Dalam konteks inilah, kami dari TransCare turut menuntut tanggung jawab moral Departemen Perhubungan.

Mudah-mudahan komunitas dan konsumen maskapai penerbangan nasional mencatat hal demikian dalam sejarah hidupnya, sekaligus menjadi hikmah dan instrospeksi untuk semakin berhati-hati jika akan menggandeng investor raksasa.

Jumat, 14 Maret 2008

Hary Tanoe tinggalkan AdamAir

[Bisnis Indonesia] - Pengusaha Hary Tanoesoedibjo-melalui PT Global Transport Services (GTS) dan PT Bright Star Perkasa (BPS), anak perusahaan dan afiliasi PT Bhakti Investama Tbk-akan menarik seluruh sahamnya sebesar 50% dari PT Adam SkyConnection Airlines (AdamAir).

Direktur GTS Gustiono Kustianto mengatakan keputusan itu mengacu pada rendahnya tingkat keselamatan, selain tidak adanya transparansi di AdamAir. "Pertimbangannya terutama tidak ada perbaikan safety sejak GTS masuk," ujarnya kemarin.

Menanggapi pernyataan Gustiono, Presdir AdamAir Adam Adhitya Suherman kepada Bisnis mengaku kecewa terhadap GTS yang akan menarik investasi di perusahaan itu.

Dia berpendapat keputusan itu menunjukkan Bhakti tidak memiliki tanggung jawab seperti tujuan awal perusahaan tersebut mengakuisisi 50% saham AdamAir. "Saya belum menerima surat resmi, tapi keputusan GTS sangat tidak bertanggung jawab."

Adam Adhitya menyatakan keputusan akan mundurnya GTS menunjukkan perusahaan itu ingin cuci tangan dari seluruh masalah yang dialami AdamAir.

GTS sebagai pemegang saham AdamAir, menurutnya, harus turut bertanggung jawab terhadap kondisi perusahaan, bahkan yang terburuk sekalipun. Jika akan keluar, GTS semestinya melakukan dengan baik sesuai� dengan aturan, karena terkait dengan 3.000 karyawan AdamAir.

Harry Tanoe tarik investasi di AdamAir

[Bisnis Indonesia] - PT Global Transport Services (GTS), anak usaha PT Bhakti Investama Tbk, akan menarik investasi di PT Adam SkyConnection Airlines (AdamAir) dalam waktu dekat ini.

Direktur GTS Gustiono Kustianto mengatakan rencana itu menyusul rendahnya tingkat keselamatan AdamAir pascamasa pembelian 50% saham maskapai itu. "Pertimbangannya tak ada perbaikan safety sejak kami [GTS] masuk ke AdamAir," ujarnya hari ini.

Selain masalah keselamatan, Gustiono menyatakan masalah transparansi juga menjadi alasan akan mundurnya GTS dari maskapai berkonsep tarif murah (low fare) itu. Gustiono yang juga VP Direktur Utama yang merangkap direktur keuangan AdamAir akan menarik diri dari manajemen maskapai itu.

Disinggung apakah kejadian tergelincirnya pesawat Boeing 737-400 AdamAir di Bandara Hang Nadim Batam pekan lalu sebagai puncak dari sikap pihak manajemen GTS untuk menarik investasinya, Gustiono tidak membantahnya.

PT Bhakti Investama Tbk sebelumnya melalui anak perusahaannya GTS dan Five Star mengakuisisi 50% saham AdamAir pada 12 April 2007. GTS menguasai 19%, sedangkan Five Star sebanyak 31%. Penandatangan perjanjian transaksi akuisisi saham itu dilakukan Dirut GTS Hartono Tanoesoedibjo dengan Dirut AdamAir Adam Adhitya Suherman di Menara Kebon Sirih, Jakarta.

Dengan penandatanganan perjanjian pokok investasi itu, menandakan resminya Bhakti Investama Global masuk ke AdamAir dan melebarkan sayap bisnisnya ke industri penerbangan.

Kamis, 13 Maret 2008

Ban Pesawat Garuda Pecah

[Liputan6] - Pesawat Garuda Boeing 737-400 mengalami pecah ban bagian kanan belakang sesaat setelah mendarat di Bandar Udara Juanda, Surabaya, Jumat (14/3), sekitar pukul 12.19 WIB. Kejadian itu terjadi ketika pesawat yang baru terbang dari Bandara Sukarno-Hatta, Jakarta dalam posisi berjalan menuju appron.

Administrator Bandara Juanda, Hari Bintoro menjelaskan, seluruh penumpang yang berjumlah 150 orang dan awak pesawat selamat. Belum diketahui secara pasti penyebab meletusnya ban pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 312 ini. Rencananya, setelah diperbaiki pesawat akan diterbangkan kembali ke Jakarta.

Kecelakaan Pesawat : Adam Air Berhasil Ditarik

[Liputan 6] - Setelah tiga hari tertunda, proses evakuasi bangkai pesawat Adam Air Boeing 737 seri 400 yang kecelakaan di Bandar Udara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau dilaksanakan, Kamis (13/3). Tim evakuasi dari Angkasa Pura II, Komisi Nasional Kecelakaan Transportasi, dan petugas Bandara Hang Nadim yang berjumlah 40 orang bekerja sejak semalam.

Tim baru berhasil memasang alat penarik pesawat setelah tujuh jam mencoba. Tim mengalami kesulitan menarik bangkai pesawat karena kondisi tanah yang licin dan lembek. Ban pesawat seringkali terbenam dalam lumpur. Eevakuasi baru berhasil pukul 05.30 WIB [baca: Pesawat Adam Air Dievakuasi].

Bangkai pesawat yang ditarik menggunakan towing itu membutuhkan waktu sekitar lima menuju kargo bandara. Melihat kondisi cuaca yang kurang baik dewasa ini, Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengimbau agar pilot menunda penerbangan jika cuaca buruk. Bangkai pesawat Adam Air ini selanjutnya diserahkan KNKT ke Adam Air untuk diperbaiki

Selasa, 05 Februari 2008

Marwoto Berusaha Minimalisasi Korban Kecelakaan Pesawat

[Media Indonesia] -Ketua tim penasihat hukum Capt. Marwoto Komar, pilot pesawat Garuda GA-200 yang terbakar setelah hard landing di Adisucipto Maret 2007, Assegaf menuturkan dalam pemeriksaan terhadap pilot tersebut banyak terungkap usaha keras Marwoto untuk meminimalisasi korban.

Di sela-sela pemeriksaan Marwoto Komar di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Polda DIY, Assegaf mengatakan menghadapi situasi yang berat Captain Marwoto Komar berusaha keras agar pesawat yang dipilotinya itu kembali naik. "Namun usaha itu tidak membuahkan hasil," katanya.

Setelah gagal menaikkan pesawat, lanjutnya, Marwoto Komar juga berusaha agar pesawat bisa mencapai runway. Dalam pertimbangan Marwoto, ujarnya, jika pesawat tidak mencapai runway, maka akan banyak korban meninggal.

"Sebab pesawatnya akan menimpa perkampungan penduduk yang padat," ujarnya.

Ia mengatakan, usaha itu berhasil meski hard landing itu menewaskan 22 penumpang dan awak pesawat. "Jatuhnya korban itu memang juga disesali oleh Marwoto," kata Assegaf.

Menurut dia, dalam pemeriksaan hari kedua setelah ditetapkan sebagai tersangka Marwoto masih dicecar dengan pertanyaan yang berkaitan dengan penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta hingga Bandara Adisucipto, Yogyakarta. "Pertanyaannya banyak yang diulang," katanya.

Kamis, 31 Januari 2008

Anggota DPD Kecelakaan Pesawat di Papua

[Berita Sore] - Empat anggota Panitia Ad Hoc (PAH) I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) didampingi satu staf Sekretariat Jenderal (Setjen) DPD mengalami kecelakaan pesawat ketika akan mendarat di Distrik Sugava, calon Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua, pada hari kedua kunjungan kerja (kunker), Rabu (30/1) pagi.

Dengan materi pemekaran daerah, mereka tengah meninjau calon Kabupaten Intan Jaya dan Deiyai sebagai pemekaran dari Kabupaten Paniai. Keempat anggota PAH I DPD yakni PRA Arief Natadiningrat, Ferdinanda Ibo Yatipay, AD Khaly, dan Midin B Lamany didampingi Ahmad Buchori (staf Setjen DPD).

Kunker dijadwalkan dari tanggal 28 hingga 31 Januari 2008. Mereka berangkat dari Jakarta menuju Jayapura tanggal 28 Januari 2008. Hari berikutnya, tanggal 29 Januari 2008 mereka direncanakan mengadakan pertemuan di calon Kabupaten Deiyai dan tanggal 30 Januari 2008 di calon Kabupaten Intan Jaya. Selanjutnya, tanggal 31 Januari 2008 mereka direncanakan mengadakan pertemuan di Kantor Pemerintah Provinsi Papua di Jayapura.